Sebuah Cerita Dewasa Treesome Ibu dan Anak.
Kisah seorang ibu haus seks yang bercinta secara lesbi dengan anak
perempuannya dan juga kemudian dengan anak laki-lakinya secara
bersamaan. Selengkapnya, berikut adalah kisah ngentot lengkapnya!
“Huh.., bete banget deh” sungut Lia sambil mematikan TV.
Sekarang Lia sedang sendirian di rumah.
Sudah seminggu ini, Papa Lia tugas keluar kota dan rencananya baru
pulang minggu depan. Mama Lia sedang pergei arisan di rumah temannya.
Bombom juga pergi menginap di rumah temannya. Pembantu mereka pulang
kampung menjenguk keluarganya yang sakit. Ibu peri juga jarang menjenguk
Lia. Bosan menonton TV, Lia lalu pergi ke kamarnya di lantai dua.
“Coba Bombom nggak pergi, kita bisa main kayak kemarin dulu” pikir Lia.
Memang sejak pengalaman oral seksnya
dengan Bombom, Lia sering mengulangi perbuatannya dengan Bombom. Tentu
saja diam-diam kalo Mama dan Papa Lia lagi nggak ada dirumah. Bahkan Ibu
peri pun tidak Lia beri tahu tentang aktivitasnya yang satu ini.
Lia berdiri di depan cermin besar yang
ada di kamarnya. Kemudian dia melepas pakaian, BH, dan celana dalamnya.
Sekarang Lia telanjang bulat sambil memandang dirinya sendiri di cermin.
Lia memandangi wajahnya yang cantik manis, kulitnya yang putih mulus,
dadanya yang baru tumbuh dengan puting mencuat gara-gara bombom sering
gemas kalo mengulum puting itu, dan vaginanya yang terawat dengan
bulu-bulu halus yang masih jarang.
“Uuhh.., enak.”, desah Lia sambil tangannya yang kiri mengelus lembut dadanya sendiri.
Sesekali dipilinnya putingnya sambil
mMore…embayangkan kalo Kak Rendi yang sedang melumat putingnya itu.
Tangan kanannya juga tidak Lia biarkan menganggur tetapi sibuk mengusap
lembut vaginanya terutama bagian agak menonjol yang bernama klitoris
seperti yang sudah dipelajari Lia dalam pelajaran anatomi tubuh manusia
di sekolah. Lia merasa nikmat sekali bila klitorisnya diusap-usap,
apalagi kalo dihisap mulutnya bombom. Mata Lia terpejam, kelihatannya
dia asyik menikmati perbuatannya itu sampai Lia tidak menyadari kalo ada
seseorang membuka pintu kamarnya.
“LIA! Apa yang kamu lakukan?!”
Lia kaget sekali. Dia segera
menghentikan kegiatannya lalu menoleh ke pintu kamarnya. Ternyata disana
sudah berdiri Mama Lia dengan wajah yang kelihatannya sangat marah.
“Mmaa.. Ma”, kata Lia sambil ketakutan.
“Ehm ternyata kalo lagi sendirian, kamu sering melakukan perbuatan kurang ajar seperti ini ya?!”, cibir Mama Lia.
“Mm.. maafin Lia, Ma”, jawab Lia ketakutan sambil berusaha menutupi dada dan kemaluannya.
Mama Lia mendekat sambil memandang Lia yang masih telanjang.
“Ehm.. anak kurang ajar ini rupanya
sudah tumbuh jadi gadis yang cantik sekali. Sekarang aku punya
kesempatan mencoba oleh-oleh dari temenku dari Belanda sambil
mempraktekan apa yang kulihat dari VCD kemarin.”, pikir Mama Lia dalam
hati.
“Kamu akan Mama hukum. Sekarang tunggu
disini dan jangan pakai bajumu. Kalo kamu tidak mau menurut sama Mama,
akan Mama beritahukan perbuatan kamu ini ke Papa.”, kata Mama Lia sambil
keluar kamar.
“Iya, Ma.”, jawab Lia pelan.
Lia takut sekali kalo Mama mengadukan
dia ke Papa. Lia berpikir hukuman apa yang akan dijatuhkan Mama. Apa dia
akan dipukul? Tapi Lia berpikir lebih baik dipukul daripada diadukan ke
Papa.
Tak lama kemudian Mama Lia kembali
dengan hanya memakai kimono sambil membawa sebuah kotak. Mama menyuruh
Lia berdiri mendekat. Kemudian Mama melepas kimononya. Lia kaget,
ternyata Mamanya tidak memakai apa-apa di balik kimononya. Diam-diam Lia
kagum terhadap Mamanya yang jelas merawat tubuhnya dengan baik. Lia
mengamati wajah Mamanya yang masih cantik, tubuhnya yang masih langsing
dan bagus, dadanya juga indah, besar tapi tidak turun dan masih padat,
dan vagina Mamanya ternyata bulunya dicukur habis.
“Sekarang kamu harus menurut sama Mama
dan jangan ceritakan ini ke siapa pun. Kalo tidak Mama akan melaporkan
kamu ke Papa”, perintah Mama.
“Iya, Ma.”, jawab Lia ketakutan.
Tiba-tiba Mama Lia mencium bibir Lia
dengan penuh nafsu. Mama Lia penasaran ingin tahu rasanya bercinta
sesama perempuan setelah dia melihat VCD porno milik temennya yang ada
adegan lesbinya. Sekarang dia bisa mencobanya dengan anak tirinya ini.
Lia terkejut tetapi dia tidak berani
melawan perbuatan Mamanya. Diam-diam Lia bersyukur bahwa hukumannya
ternyata tidak dipukul seperti biasanya. Lia heran dengan perbuatan
Mamanya tapi lama-lama Lia juga menikmatinya. Lidah Mamanya bergerak
liar dimulutnya, Lia pun meniru perbuatan Mamanya. Mulanya memang Lia
agak kaku dan risih, tapi kemudian dia menikmatinya. Apalagi tangan
Mamanya juga mulai meremas-remas pantat Lia sambil sesekali mampir
mengusap-usap memek Lia, dan tangan satunya liar beroperasi di dada Lia
sambil memilin putingnya. Nafsu Lia mulai naik seperti kalo dia lagi
oral dengan bombom. Lia merasa kakinya mulai lemas oleh kenikmatan.
“Ma, Lia capek berdiri.”, keluh Lia.
“OK. Sekarang kita ke ranjang aja.”, jawab Mama sambil mendahului tidur di ranjang Lia.
“Kamu juga naik kesini dan cium susu Mama sambil diremas-remas.”
Lia menurut. Lia menciumi payudara Mamanya yang besar itu sambil tangannya meremas payudara yang satunya.
“Eehhm.. yeah. Terusin La, isep putingnya. ookh.. anak pintar.”, desah Mama Lia keenakan.
Lia senang mendengar Mamanya senang.
Mama nggak pernah memuji Lia sebelumnya. Lagipula Lia suka melakukan
perintah Mamanya yang satu ini. Lia gemas dengan payudara Mamanya, dia
suka sekali kalo Mamanya mendesah keenakan ketika putingnya Lia isap
keras-keras.
“Aakh.. bagus sayang. Memek Mama coba
kamu usap pake tangan kamu. aakh.. yeah begitu. Jari kamu masukin ke
lubang memek Mama, pakai tiga jari biar lebih enak. ookh kocok-kocok
keluar masuk. aakh..”
Lia mengocok memek Mamanya, mula-mula
pelan lalu bertambah cepat. Lia merasakan jarinya basah oleh cairan,
memek Mamanya jadi agak becek oleh cairan kenikmatan yang membanjir.
“Eehm.. sekarang jilatin memek Mama.”, perintah Mama Lia.
Lia mencoba apa yang sering dilakukan
Bombom pada memeknya kalo lagi oral. Lia menciumi memek Mamanya,
lidahnya bergerak liar sambil sesekali menusuk lubang memek itu. Tak
lupa, Lia juga mengulum klitoris Mamanya dengan kuat karena Lia merasa
paling enak kalo Bombom mengulum klitorisnya. Tubuh Mamanya kontan
tersentak, dan pantatnya agak terangkat sebentar.
“Ookh.. eehm.. belajar dari mana kamu sayang?”, tanya Mama Lia.
Lia tak berani menjawab kalo Bombom yang
mengajari. Lia meneruskan mengerjai memek Mamanya sambil sekarang
jarinya ikut mengocok memek Mamanya dengan cepat.
“Aakkhh.. Mama nyampe sayang. aakkhh..”, jerit Mama sambil menjepitkan pahanya dan tangannya menjambak rambut Lia.
Mama Lia beristirahat sejenak sambil
menikmati sisa-sisa orgasmenya yang pertama. Kemudian Mama Lia menyuruh
Lia tidur telentang. Sekarang gantian Mama Lia yang beroperasi.
“Kamu cantik sekali La. Mama akan bikin kamu merasa keenakan.”, puji Mama.
Lia senang sekali. Mama mencium bibir
Lia sambil tangannya meraba-raba tubuh Lia. Ciuman Mama turun ke leher.
Lia menikmatinya, nafsunya mulai naik. Kemudian mulut Mama beroperasi di
dada Lia yang baru tumbuh dan masih terlihat datar. Puting Lia dikulum
kuat-kuat oleh Mama sambil tangannya mulai aktif di memek Lia.
“Eehmm.. Enak Ma esstt..”, desah Lia.
Puting Lia bertambah keras dan besar
karena rangsangan dari Mama. Kemudian kaki Lia dibuka karena Mama Lia
akan mengerjai memek anaknya itu. Mama Lia mulai menjilat memek anaknya.
“Sstt aakh.. terus Ma.”, erang Lia bertambah keras.
Lidah Mamanya terasa mengorek-ngorek
liang memeknya dengan liar. Lia mendesah merasakan nikmat birahi yang
melanda dirinya. Apalagi ketika Mamanya menyedot klitorisnya, badan Lia
sampai melengkung ke atas menahan nikmat. Mama Lia pun menemukan
keasyikan tersendiri menjilati memek anak tirinya itu. Dia terus
menjilati memek anaknya. Semakin Lia mendesah dengan keras dan merasa
nikmat, Mama Lia pun semakin bersemangat mempermainkan memek mungil yang
masih perawan itu. Mama Lia pun menahan diri untuk tidak menggunakan
jarinya, belum waktunya pikir Mama Lia.
“Aakkhh.. aah Ma, Lia.. eh.. Lia..aakh..”.
Lia merasakan ada sesuatu dalam dirinya
yang mau jebol keluar dan dia tidak dapat menahannya lagi. Kakinya
dirapatkan menjepit kepala Mamanya. Lia pun mengalami orgasmenya yang
pertama. Cairan kenikmatan Lia yang membanjir keluar ditelan habis oleh
Mamanya. Setelah itu badan Lia lemas dan dia terkulai di ranjangnya.
“Hukuman untukmu belum selesai Lia.”, kata Mamanya.
Lia melihat Mamanya berdiri dan
menghampiri kotak yang ada di meja. Kelihatannya Mamanya mengambil
sesuatu dari dalam kotak lalu memasangnya seperti sabuk melingkari
pinggang dan pantatnya. Lia tidak bisa melihat benda itu dengan jelas
karena Mamanya memunggunginya. Dan ketika Mamanya berbalik, Lia kaget
sekali. Benda itu ternyata berbentuk seperti burungnya bombom tetapi
dari karet dan dua kali lebih besar dari punya Bombom. Penis karet
dipasang Mamanya hingga seakan-akan Mamanya adalah laki-laki.
“Ma, kok Mama pake barang kayak gitu sih?”, tanya Lia heran.
“He.. he.. kamu pasti suka sama barang ini. Sekarang kamu kulum kontol ini pake mulut kamu.”, perintah Mama.
Lia menurut, lagipula Lia memang suka
mengulum burungnya Bombom. Dan punya Mama kelihatannya lebih besar dan
menarik sekali. Lia mempraktekan pengalamannya dengan burung Bombom pada
mainan Mamanya. Tapi penis mainan Mama ternyata lebih besar, mulut Lia
hampir tidak muat menampung besarnya benda itu. Walaupun dipaksa, penis
mainan itu cuma bisa masuk separuhnya. Mama Lia memegangi kepala Lia
sambil memaju mundurkan pinggulnya seperti memperkosa mulut Lia. Mama
Lia menikmati perbuatannya itu sambil tertawa senang. Kemudian Mama Lia
mengajak Lia memainkan posisi 69 dengan Mama Lia dibawah agar dapat
menjilati memek anaknya lagi.
“Eehm.. eehhmm.. sst.. aakh Mama.. enak Ma ehhm.. eehm.”, desah Lia saat dia mengambil nafas, lalu dia meneruskan kulumannya.
Lia pun mulai terangsang kembali.
Kemudian Mama Lia menyuruh Lia tidur terlentang. Lalu mengambil posisi
misionaris untuk memerawani Lia dengan penis mainannya itu.
“Apa yang Mama lakukan?”, tanya Lia.
“Tenang saja sayang, kamu pasti senang.”, jawab Mama Lia sambil menggesek-gesekkan kepala penis mainan itu ke memek Lia.
Lia merasa nikmat saat memeknya digesek
ujung mainan Mamanya. Apalagi Mamanya mulai melumat bibirnya lagi sambil
tangannya memilin putingnya yang kini semakin keras.
“Aduuh.. sakiitt Maa.”, jerit Lia karena Mama mulai berusaha memasukkan penis itu ke memeknya.
“Cuma sebentar, nanti juga enak lagi.”, jawab Mama sambil memompa penis yang baru masuk kepalanya saja.
Lia mulai merasa enak bercampur sedikit perih. Sampai..
“AAKKH.. SAKIIT MAA..”, jerit Lia ketika Mamanya tiba-tiba menekan amblas hingga penis itu menjebol selaput daranya.
Mama Lia mendiamkan dulu gerakannya agar
memek Lia terbiasa dengan penis besar itu. Dia pun mencium lagi bibir
anaknya dan memainkan payudara anaknya agar Lia teralihkan rasa sakit
akibat jebol keperawanannya. Ketika Lia sudah agak tenang, Mama Lia
mulai memompa pelan-pelan.
“Aakh.. ii.. iiya Ma. Terus Ma.”, desah
Lia ketika dia mulai merasakan nikmatnya seks walaupun masih ada sedikit
rasa perih. Mama Lia pun merasa keasyikan tersendiri ketika dia
berperan sebagai laki-laki dengan penis mainannya itu.
“Uukkhh.. enak Ma. Terusin Ma. Lia sayang Mama.”, desis Lia.
Lia memang merasakan kenikmatan yang
belum pernah dia rasakan sebelumnya, bahkan melebihi permainannya dengan
Bombom. Mama Lia semakin bersemangat mendengar desahan Lia dan diapun
makin mempercepat pompaannya di memek anaknya.
“He..he.. kamu suka khan dientot sama kontol Mama ini?”, kata Mama.
“Iiya Ma. Lia suka.”, jawab Lia.
“Suka ngapain? Ayo bilang. Kamu suka dientot sama kontol Mama ini. Ayo.”, perintah Mama Lia.
“Aakkh.. Lia suka.. aakh Lia suka dientot sama kontol Mama yang gede.”, jawab Lia yang mulai terhanyut dalam permainan Mamanya.
Mama Lia senang mendengar Lia ngomong
jorok begitu, dan dia pun makin gencar melakukan tusukannya sambil
diselingi goyangan agar Lia bertambah nikmat.
“Uukkh.. terus Ma. Enaakk.. aakkhh.”, desah Lia sambil menggoyang pinggulnya mengikuti irama pompaan Mamanya.
“Kamu memang
*censored**censored**censored**censored**censored* kecil.
*censored**censored**censored**censored**censored* yang suka dientot
sama kontol besar.”, kata Mama Lia yang semakin terangsang dengan
ngomong yang jorok-jorok.
“Iya, Ma. Lia ini
*censored**censored**censored**censored**censored* yang senang dientot.
aakkhh Entot terus Ma.”, jawab Lia meniru kata-kata Mamanya yang jorok.
Mama Lia senang mendengar desahan dan
ucapan jorok Lia. Dia menikmati melihat wajah Lia yang terangsang. Gadis
cantik yang baru tumbuh dewasa itu terengah-engah keenakan. Kadang dia
menggigit bibirnya menahan nikmat. Ekspresinya yang sedang terangsang
membuat Lia semakin kelihatan cantik.
“Ma, Lia.. aakh.. Lia mau..”, desis Lia.
Melihat anaknya akan orgasme, Mama Lia mengangkat pantat Lia dan memompa Lia semakin cepat.
“Aakkhh.. Lia nyampe, Ma.”, erang Lia saat mencapai orgasmenya yang kedua.
Lia menjepitkan kakinya ketat ke pinggul
Mamanya. Tangannya menarik dan memilin putingnya sendiri. Matanya
terlihat putihnya saja dan bibir bawahnya digigit sendiri menahan
sensasi orgasme yang dia rasakan. Mama Lia akan membiarkan Lia istirahat
sebentar ketika..
“Ma, Bombom boleh ikutan nggak?”, tanya suara dari arah pintu kamar.
Mama Lia kaget. Saat dia menoleh ke arah
pintu, dia melihat anaknya si Bombom sudah telanjang bulat sambil
memegangi burungnya yang sudah berdiri.
Tetapi Mama Lia malah tersenyum dan berkata, “Boleh, sayang. Ayo kesini”.
Bombom kegirangan, dan segera naik ke
ranjang. Dia berdiri di atas lututnya dan mengangkangi tubuh Lia. Bombom
lalu menyuruh Lia mengkaraoke burungnya. Lia menurut walaupun sudah
lemas.
“Aakh enak La. Helen aja kalah pinter kalo urusan kayak begini.”, kata Bombom.
Sementara itu, Mama Lia sedang
membersihkan memek Lia dengan kain lap. Terlihat ada noda merah di
cairan Lia, tanda kalo dia sudah tidak perawan lagi. Kemudian dia
menjilati memek Lia untuk membangkitkan birahi anak tirinya lagi.
“Ma, minggir dulu, Ma. Bombom pengen ngentot nih.”, pinta Bombom dengan nafsu.
“Tunggu, sayang. Kamu tiduran saja di situ. Mama mau ambil sesuatu.”, perintah Mama.
Bombom menurut, dia tiduran setengah
bersandar pada kepala ranjang dengan diganjal bantal pada punggungnya.
Mama Lia pergi ke kotak di meja, melepas penis mainan dan mengambil
bungkusan kecil. Setelah Mamanya mendekat, Bombom baru tahu kalo yang
diambil Mamanya adalah kondom. Lalu Mama memasang kondom itu pada burung
Bombom.
“Ayo, Lia. Naik ke atas Bombom.”, perintah Mama.
“Tapi Lia masih capek, Ma.”, jawab Lia lemah.
“Jangan membantah. Bombom sudah pengen ngentot kamu. Sini Mama bantu.”, jawab Mama sambil membantu Lia.
Mama membimbing Lia duduk diatas Bombom
dengan memeknya tepat di atas burung Bombom. Mama menuntun penis Bombom
memasuki memek Lia yang walau sudah tak perawan tapi masih rapat.
“Aakkhh.. memek kamu enak banget, La. Burungku kayak dijepit.”, desah Bombom.
Bombom senang posisi ini karena dia bisa
melihat wajah Lia yang cantik dan tangannya pun bisa mengerjai puting
Lia. Sementara itu, Mama Lia yang memeluk Lia dari belakang membantu Lia
memompa penis Bombom sambil menciumi leher Lia dari belakang.
Pelan-pelan, birahi Lia naik lagi karena
kocokan penis Bombom di memeknya, putingnya yang dipilin Bombom dengan
gemas, juga ciuman Mama di lehernya. Lia mulai mendesah pelan mengiringi
desahan Bombom yang keenakan.
Setelah Lia mulai pulih, Mama
meninggalkan kedua anaknya yang asyik ngentot. Mama mengambil penis
mainan dari dalam kotak dan memakainya. Tetapi yang ini lebih kecil dari
yang tadi, kira-kira besarnya sama dengan burung Bombom. Mama kembali
lagi ke ranjang sambil membawa botol kecil dari plastik. Kemudian Mama
menyeret tubuh Bombom agak ke bawah hingga Bombom tidur terlentang. Lalu
Mama mendorong tubuh Lia ke depan hingga Lia telungkup merapat dengan
Bombom, dan memek Lia masih mencengkeram burung Bombom. Bombom menyambut
Lia dengan melumat bibir Lia. Kemudian Mama menjilati anus Lia dan
menusukkan lidahnya ke lubang anus itu.
“Uukh.. geli, Ma. Enak.”, desah Lia.
Mama tersenyum, dia mau mencoba ide yang
muncul saat Bombom minta bergabung tadi. Mama mengambil botol kecil
tadi, lalu menyemprotkan isinya ke lubang anus Lia. Kemudian diratakan
dengan jarinya yang berusaha membuka sedikit anus Lia hingga cairan itu
bisa masuk ke dalam liang belakang Lia.
“Apa itu Ma? Rasanya dingin.”, tanya Lia.
“Kamu tenang aja. Mama jamin ini lebih enak dari yang tadi.”, bujuk Mama.
Lalu Mama memposisikan penis mainannya
yang sudah dipasang kondom dan diolesi cairan pelumas dari botol tadi ke
liang anus Lia. Mama mulai berusaha memasukkan penis mainannya ke anus
Lia.
“Aduh Ma. Mama ngapain Ma? Sakit Ma.”, rintih Lia.
“Pertamanya aja kok yang agak sakit. Ntar juga enak.”, bujuk Mama.
Mama terus memaksa mainannya masuk, dan
nggak peduli Lia yang merintih kesakitan. Penis mainan itu dimasukkan
pelan-pelan sampai masuk semuanya. Lalu Mama membiarkan dulu sampai Lia
agak tenang. Bombom juga membantu Lia melupakan rasa sakitnya dengan
melumat bibir Lia lagi.
Beberapa saat kemudian Mama mulai
memompa penis mainannya pelan-pelan. Mula-mula Lia merasa anusnya perih
sekali, tubuhnya terasa penuh dengan dua penis di kedua lubangnya. Tapi
setelah lancar, Lia mulai merasakan sensasi kenikmatan yang melebihi
persetubuhannya dengan satu penis. Apalagi Mama mulai meningkatkan irama
kocokannya. Bombom yang ada dibawah pun merasa nikmat sekali. Memek Lia
terasa lebih rapat dan menggigit karena penis Mama yang ada di anus
Lia. Walaupun Bombom tidak bergerak tapi kocokan Mama diatas membuat
pergerakan otot memek Lia seperti memijat-mijat burungnya.
“Aakkhh.. iya, Ma. Sekarang rasanya jadi
enak lagi. aakh.. sst.. terus.. entotin yang cepet, Ma.”, erang Lia
yang mulai merasakan sensasi nikmat threesome.
“Uuhf.. memek kamu rasanya tambah
sempit. Kamu suka kontolku, La?”, rayu Bombom. Bombom mengimbangi
gerakan Lia dan Mamanya dengan menggoyang pinggulnya memutar.
“Kontol kamu enak juga kok Mbom. aakh..eehhmm..”, Lia mendesis keenakan.
Ibu dan anak-anaknya itu terus memacu birahi mereka. Tubuh mereka sudah mengeluarkan peluh.
“Hei
*censored**censored**censored**censored**censored*, kamu suka dientot
dua kontol begini? Ayo, jawab.”, Mama mulai ngomong jorok lagi sambi
mempercepat kocokannya. Rambut Lia yang panjang dijadikan pegangan untuk
lebih cepat mengocok.
“Suka, Ma. Lia paling suka ngentot. aakkhh entot Lia terus Ma. Tiap hari.”, sahut Lia.
Lia merasa memek dan anusnya penuh.
Gerakan dua penis di memek dan anusnya memberikan sensasi yang luar
biasa. Putingnya yang menempel di dada Bombom, tergesek-gesek dan
membuat putingnya makin mengeras karena nikmat. Tiba-tiba Lia merasa
seperti gunung mau meletus. Kenikmatan-kenikmatan yang dia terima
membuat kelenjar didalam tubuhnya mengumpul dan mau muntah keluar
melalui memeknya. Kenikmatan ini lebih dari orgasme sebelumnya.
“Aakhh.. sstt.. aakkhh.. Lia mau nyampe.”, erang Lia.
Lia pun menggapai orgasmenya yang ketiga
dan keempat sekaligus. Lia baru merasakan indahnya multi orgasme. Mama
melepaskan penis mainannya dari anus Lia. Bombom yang belum keluar
segera membalik tubuh Lia dan bersiap-siap menggenjot Lia lagi.
“Berhenti dulu, mBom. Lia capek bener nih.”, pinta Lia memelas.
“Sini. Pake memek Mama aja, mbom.”, sahut Mama yang sudah melepas peralatannya.
Mama mengambil posisi menungging di atas
tubuh Lia. Bombom pun langsung mengocok memek Mamanya dari belakang
dengan cepat. Lia pun tidak ketinggalan mengajak Mama berciuman sambil
tangannya meremas-remas dada Mamanya.
“Uuhhff.. Bagus, anak-anak. Kalian pintar sekali.”, desah Mama keenakan.
Bombom terus mengocok memek Mamanya yang
masih terasa menggigit walau sudah punya anak. Apalagi goyangan
Mamanya, top. Tak lama, Bombom mulai merasa kalo mau keluar.
“Ma.. Bombom mau keluar, Ma.”
“Tunggu Mama. Mama juga mau nyampe. aakkh..”, erang Mama.
Kemudian Ibu dan anak itu orgasme
bersamaan. Setelah itu mereka bertiga istirahat dan tertidur di ranjang
bersama-sama. Sejak saat itu, mereka sering bermain seks bila Papa tidak
ada dirumah. Kadang berdua, kadang bertiga. Lia juga senang sekali
karena sikap Mama terhadapnya berubah menjadi baik, tidak lagi seperti
dulu.
Jual
Berbagai Macam Obat Kuat Pria, Perangsang Wanita, Obat Pembesar Penis
Ampuh, Alat Sex Pria Dan Wanita 100% Privasi Terjamin Produk Berkualitas
Alat Bantu Sex Pria
Rp 1.250.000
Posting Komentar