Sebuah Cerita Seks Ngentot Pembantu Seksi! Kisah dewasa seorang manjikan yang ML dengan pembantunya yang masih baru. Berikut adalah cerita selengkapnya! Pagi itu, setelah bermain golf di Ciracas, badanku terasa gerah dan lelah sekali karena, aku menyelesaikan delapan belas hole, biasanya aku hanya sanggup bermain sembilan hole, tetapi karena Ryan memaksaku untuk meneruskan permainan, maka aku jadi kelelahan seperti sekarang ini.
Kupanggil Marni pembantuku yang sudah
biasa memijatku, aku benar-benar merasa lelah karena semalamnya aku
sempat dua kali “bertempur” dengan kenalanku di Mandarin, pasti nikmat
rasanya dipijat dan selanjutnya berendam di air panas, langsung aku
membuka pakaianku hingga hanya tinggal celana dalam dan langsung
berbaring di atas tempat tidurku. Namun agak lama juga Marni tak muncul
di kamarku memenuhi panggilanku melalui interkom tadi, biasanya Marni
sangat senang bila aku suruh memijat karena disamping persenan dariku
besar, dia juga sering kupijat balik yang membuat dia juga dapat
merasakan kenikmatan yang satu itu.
Ketika kudengar langkah memasuki kamarku, aku langsung berkata, “Kok lama sih Mar, apa masih sibuk ya, ayo pijat yang nikmat!”.
Tiba-tiba kudengar suara perempuan lain, “Maaf Pak, Mbak Marni masih belum kembali, apa bisa saya saja yang memijat?”.
Aku meloncat duduk dan menoleh ke
arahnya, ternyata di depanku berdiri pembantu lain yang belum pernah
kukenal. Kuperhatikan pembantu baru ini dengan seksama, wajahnya manis
khas gadis desa, dengan bibir tipis yang merangsang sekali. Ia tersenyum
gugup ketika melihat aku memperhatikannya dari atas ke bawah itu. Aku
tak peduli, mataku jalang menatap belahan dasternya yang agak rendah
sehingga menampakkan sebagian payudaranya yang montok itu.
Dengan pelan kutanyai siapa namanya dan
kapan mulai bekerja. Ternyata dia adalah famili Marni dari Kerawang
namanya Neneng dan dia ke Jakarta karena ingin bekerja seperti Marni.
Aku hanya mengangguk-angguk saja, ketika kutanya apakah dia bisa memijat
seperti Marni, dia hanya tersenyum dan mengangguk. Kuperintahkan dia
untuk menutup pintu kamar, sebenarnya tidak perlu pintu kamar itu
ditutup karena pasti tak ada seorangpun di rumah, isteriku juga sedang
pergi entah ke mana dan pasti malam hari baru pulang, tujuanku hanyalah
menguji Neneng, apakah dia takut dengan aku atau benar-benar berani.
Kuambil cream untuk menggosok tubuhku dan kuberikan pada Neneng sambil
berkata “Coba gosok dulu badanku dengan minyak ini, baru nanti dipijat
ya!”.
Aku membuka celana dalamku dan langsung
telungkup di tempat tidur, sengaja pada waktu berjalan aku menghadap
Neneng sehingga Neneng dapat juga melihat penisku, ternyata dia diam
saja. Ketika aku sudah berbaring, dia langsung membubuhkan lotion itu di
punggungku dan menggosokannya ke punggungku. Sambil memejamkan mata
menikmati elusan tangan Neneng yang halus, aku mengingatkan dia agar
menggosoknya rata ke seluruh badanku. Sambil berbaring aku minta Neneng
menceriterakan tentang dirinya.
Ternyata Neneng seorang janda yang belum
mempunyai anak, suaminya lari dengan perempuan lain yang kaya raya dan
meninggalkan dia. Karena itu dia lebih suka ke Jakarta karena malu.
Aku berkata kepadanya, “Jangan kuatir, kalau begitu kapan-kapan kamu mesti kembali ke desamu dengan banyak uang supaya bekas suamimu tahu kalau kamu sekarang sudah kaya dan bisa membeli laki-laki untuk jadi suamimu!”. Neneng tertawa mendengar perkataanku itu. Ketika itu Neneng sudah mulai menggosok bagian pantatku dengan lotion, tangannya dengan lembut meratakan lotion tersebut ke seluruh pantatku bahkan juga di sela-sela pantatku diberinya lotion itu sehingga kadang-kadang tangannya menyenggol ujung pelirku. Aku jadi tegang dengan gosokan Neneng ini, tetapi aku diam saja namun akibatnya posisiku jadi tidak enak, karena posisiku yang tengkurap membuat penisku yang berdiri tegak itu jadi tertekan dan sakit sekali. Aku jadi gelisah karena penisku rasanya mengganjal. Neneng yang melihat aku gelisah itu bertanya apakah gosokannya kurang betul. Aku hanya menjawab dengan gelengan kepala.
Aku berkata kepadanya, “Jangan kuatir, kalau begitu kapan-kapan kamu mesti kembali ke desamu dengan banyak uang supaya bekas suamimu tahu kalau kamu sekarang sudah kaya dan bisa membeli laki-laki untuk jadi suamimu!”. Neneng tertawa mendengar perkataanku itu. Ketika itu Neneng sudah mulai menggosok bagian pantatku dengan lotion, tangannya dengan lembut meratakan lotion tersebut ke seluruh pantatku bahkan juga di sela-sela pantatku diberinya lotion itu sehingga kadang-kadang tangannya menyenggol ujung pelirku. Aku jadi tegang dengan gosokan Neneng ini, tetapi aku diam saja namun akibatnya posisiku jadi tidak enak, karena posisiku yang tengkurap membuat penisku yang berdiri tegak itu jadi tertekan dan sakit sekali. Aku jadi gelisah karena penisku rasanya mengganjal. Neneng yang melihat aku gelisah itu bertanya apakah gosokannya kurang betul. Aku hanya menjawab dengan gelengan kepala.
Ketika aku bertanya lagi apakah isteri
baru suaminya itu cantik, Neneng hanya menjawab dengan tertawa katanya,
“Cantik atau tidak yang penting uangnya banyak, kan suami saya bisa
numpang nikmat!”, Ketika Neneng sudah menggosok badanku sampai ke kaki,
dia bertanya, “Apa sekarang mulai dipijat pak?”. Aku langsung berbalik
telentang sambil berkata, “Sekarang yang bagian depan juga diberi minyak
ya!”. Aku sengaja memejamkan mata sehingga aku tak tahu bagaimana sikap
Neneng melihat bagian depan tubuhku yang telanjang itu, apalagi penisku
sudah berdiri penuh mendongak ke atas dengan ujungnya yang seperti
jamur raksasa itu. Neneng tidak banyak berbicara, tetapi ia mulai
menggosok bagian dadaku dengan lotion yang harum itu, ketika aku membuka
mata, kulihat buah dadanya yang montok tepat berada di depan mataku,
bahkan karena potongan dusternya rendah, aku bisa melihat celah buah
dadanya yang terjepit diantara beha yang dipakainya.
Ketika gosokan Neneng sampai di
selangkanganku, Neneng membubuhi sekitar bulu penisku dengan lotion
tersebut, begitu juga dengan buah pelirku yang dengan lembut diberinya
lotion tersebut. Saat itu Neneng berkata “maaf pak, apakah burungnya
juga digosok?”. Aku tak menyahut tetapi aku hanya mengangguk saja. Tanpa
ragu Neneng membubuhi ujung penisku dengan lotion tersebut, terasa
dingin, kemudian Neneng mulai meratakannya ke seluruh batang penisku
dengan lembut sekali, bahkan dia menarik kulit penisku sehingga lekukan
di antara kepala dan batang kenikmatanku juga diberinya minyak.
Ketika itulah aku membuka mataku dan
memandang Neneng, ketika dilihatnya aku memandangnya, Neneng tersenyum
dan tertunduk sementara tangannya terus mengurut penisku itu. Aku sudah
tak kuat lagi menahan keinginanku, kutahan tangannya dan kusuruh Neneng
untuk membuka pakaiannya. Neneng yang sudah janda rupanya langsung paham
dengan keinginanku, wajahnya memerah, tetapi ia langsung bangkit dan
membuka dusternya. Aku duduk di tepi tempat tidur memperhatikan badan
Neneng yang hanya dilapisi beha mini dan celana dalam mini yang kurasa
pasti pemberian isteriku. Buah dadanya membusung keluar karena beha yang
diberikan isteriku nampaknya kekecilan sehingga tak dapat menampung
payudaranya yang montok itu.
Aku berdiri mendekati Neneng dan kupeluk
dia serta kubuka pengait behanya, payudaranya yang montok dan kenyal
itu tergantung bebas menampakkan garis merah bekas terjepit beha yang
kekecilan itu, tetapi payudaranya sungguh kenyal dan gempal sama sekali
tidak turun dengan putingnya yang mendongak ke atas. Ketika kurogoh
celana dalamnya kurasakan bulu vaginanya cukup rimbun sementara ketika
jariku menyentuh clitorisnya,
Neneng seperti terlonjak dan merapatkan
badannya ke dadaku, kurasakan vagina Neneng kering sekali sama sekali
tak berair. Kukecup puting susu Neneng sambil kedua tanganku menurunkan
celana dalamnya itu. Ketika kutarik Neneng ke tempat tidur, Neneng
meronta katanya, “Pak saya takut hamil!” Kujawab enteng, jangan kuatir,
kalau hamil tanggung jawab Bapak!”. Mendengar hal ini barulah dia mau
kubaringkan di atas tempat tidurku, sambil menutupi matanya dengan
tangan. Kupuaskan mataku memandang kemolekan gadis desa ini, aku
langsung menyerbu vaginanya yang ditutupi bulu yang cukup rimbun itu,
kuciumi dan kugigit pelahan bukit cembung yang penuh bulu itu,
Neneng merintih pelan, apalagi ketika
tanganku mulai mengembara menyentuh puting susunya. Neneng hanya
menggigit bibir sementara tangannya tetap menutupi wajahnya, mungkin dia
masih malu. Ketika aku berhasil menemukan clitorisnya, aku langsung
menjilatinya begitu juga dengan bibir vaginanya kujadikan sasaran
jilatan. Mungkin karena merasa geli yang tak tertahankan, tangan Neneng
mendorong pundakku agar aku tak meneruskan gerakanku itu, begitu juga
dengan pahanya yang terus akan dirapatkan, tetapi semua ikhtiar Neneng
tak berhasil karena tanganku menahan agar kedua pahanya itu tak merapat.
Akibatnya Neneng hanya bisa menggerak gerakkan kepalanya ke kiri dan ke
kanan menahan geli. Tetapi lama-kelamaan justru aku yang jadi tak tahan
dengan semua ini, kuhentikan jilatanku dan segera kutindih Neneng
sambil mengarahkan penisku ke liang vaginanya.
Melihat aku kesulitan memasukkan ujung
penisku, Neneng dengan malu-malu menuntun penisku ke arah liangnya dan
menepatkannya di ujung bibir vaginanya. Ketika itu dia berbisik, “Sudah
pas pak”. Aku langsung mendorong pantatku agar supaya penisku bisa masuk
yang disambut juga oleh Neneng dengan sedikit mengangkat pahanya
sehingga.., sleep.., bles.., penisku terbenam seluruhnya di liang vagina
Neneng yang seret itu, belum sempat aku menggerakkan penisku, Neneng
sudah mulai memutar mutar pantatnya sehingga ujung penisku rasanya
seperti dilumat oleh liang vagina Neneng itu. Aku mendengus keenakan,
bibirku mencari puting susu Neneng dan mulai mengulumnya. Sambil
mendesah desah Neneng berkata, “Ayo pak, digoyang, biar sama sama nikmat
nya!”. Aku terkejut melihat keberanian Neneng menyuruh aku bekerja sama
dalam permainan ini. Tetapi justru ini membuat aku makin terangsang,
meskipun profesinya hanya pembantu, tetapi cara main Neneng benar benar
memuaskan. Vaginanya tak henti henti meremas penisku membuat aku jadi
ngilu, aku sudah paham bahwa orang desa secara naluri sudah mempunyai
kemampuan seks yang hebat, jadi untuk aku kemampuan Neneng benar benar
sulit dicari bandingannya.
Ketika kurasakan air maniku hampir
memancar, aku berbisik pada Neneng agar berhenti menggoyang pantatnya
supaya aku dapat lebih merasakan kenikmatan ini. Tetapi Neneng justru
makin cepat menggoyangkan pantatnya serta meremas-remas penisku sehingga
tanpa dapat ditahan lagi air maniku memancar dengan derasnya memenuhi
vagina Neneng. Saat itu juga Neneng mencengkeram punggungku keras keras
dan kurasakan vaginanya menjepit penisku dengan erat sekali, matanya
terbeliak sambil mendesis. Rupanya aku dan Neneng mencapai puncaknya
pada saat yang bersamaan. Setelah beberapa menit diam, kurasakan Neneng
pelan pelan mulai meremas-remas punggungku sambil menempelkan pipinya ke
pipiku. Dengan tersipu-sipu dia bercerita kalau dia senang bisa
mendapat rejeki ditiduri olehku, karena sejak di desa dulu dia memang
nafsunya besar, sehingga suaminya sampai kerepotan melayani nafsunya
yang luar biasa itu. Sekarang ini dia benar-benar baru merasakan puas
yang sebenarnya setelah main denganku.
Aku terhanyut oleh caranya yang mesra
itu, namun aku tak ingin main lagi saat itu karena aku tadinya
benar-benar hanya mau pijat dan melemaskan ototku, kalau sampai harus
seperti ini, semuanya hanya gara-gara ada vagina baru di rumah yang
tentunya tak dapat aku biarkan. Setelah kuberi dia uang 200 ribu,
kusuruh Neneng keluar, Neneng sangat terkejut melihat jumlah uang yang
kuberikan, ia berkali-kali mengucapkan terima kasih dan keluar dari
kamarku. Sekeluarnya Neneng, aku kembali berbaring telanjang bulat
diatas ranjangku sambil memejamkan mata, badanku terasa enteng karena
terlalu banyak seks.
Jual
Berbagai Macam Obat Kuat Pria, Perangsang Wanita, Obat Pembesar Penis
Ampuh, Alat Sex Pria Dan Wanita 100% Privasi Terjamin Produk Berkualitas
Obat Pembesar Penis
Obat Kuat Pria
Obat Perangsang Wanita
Rp 150.000
Posting Komentar